SELAMAT DATANG DI WEBLOG ANAK-ANAK KREATIF KELAS ICT SMPN 1 SELONG

 

 

Sabtu, 21 November 2009

Tak Selamanya Seorang Adik Seperti Yang Aku Duga

. Sabtu, 21 November 2009


Ratih terbangun dari mimpi buruknya, ia bermimpi memiliki seorang adik, namun bagi Ratih adik itu adalah seorang pengganggu dan perebut kasih sayang ayah dan ibunya. Ratih selalu mencoba melupakan mimpi itu, namun trenyata selalu terbayang-bayang dalam hari-harinya.
            Pagi ini seperti biasa Ratih sarapan dengan ayah dan ibunya, tiba-tiba ayah bertanya padanya “ Rat, apakah kamu menginginkan seorang adik ? “ Ratih menjawab dengan tegas “ Tidak, mengapa ayah bertanya seperti itu ? “ Tanya Ratih. “ Sebernarnya ibu sedang mengandung dua bulan “ sambut ibu. Ketika itu Ratih terkejut “ Apa !! “ jawab Ratih, ia langsung berangkat sekolah tanpa berpamitan seperti biasanya ditambah lagi dengan muka yang kesal dan kecewa, ayah dan ibunya terheran-heran melihat sikap Ratih yang tidak biasanya.
            Dari pagi itu sikap Ratih berubah, di sekolah Ratih selalu melamun merenungi mimpi dan kata-kata ibunya tadi. “ Kamu kenapa Rat ? “ Tanya Tania “ Tidak ada apa-apa kok “ jawab Ratih, tidak mau menceritakan masalahnya sedikit pun pada sahabatnya itu. Selama kehamilan ibunya ia tidak pernah mau sarapan bersama seperti biasanya lagi, ia juga jarang berbicara dengan orang tuanya, ia hanya mengurung diri di kamar.
            Tak terasa sembilan bulan berlalu, ibu pun melahhirkan seorang anak perempuan. Meski pun ibunya sudah melahirkan, namun kasih saying kedua orang tuanya tak berubah sedikit pun, tapi tak sedikit pun Ratih menyadari hal itu.
            Tiga tahun berlalu, adiknya pun kini telah berumur dua tahun, namun selama ini Ratih tak pernah menghiraukan keberadaan adiknya. Suatu ketika adiknya terserang penyakit Demam Berdarah dan harus dirawat di rumah sakit, Ratih tiba-tiba saja merasa sedih sekaligus kasihan melihat adiknya sampai-sampai ia tak menyadari bahwa dirinya meneteskan air mata yang membasahi pipinya. Dari kejadian itu Ratih sadar dan menyesal atas perbuatan yang selama ini ia lakukan, ia sadar bahwa adiknya tidaklah seperti yang ia duga, ternyata selama ini kasih sayang orang tuanya tidak berkurang sedikit pun, malah dengan ia memiliki seorang adik ia mendapat teman baru yang akan selalu menemaninya di rumah kapan pun.
            Setelah menyadari perbuatannya ia pun minta maaf kepada orang tuanya. Sikap Ratih kini kembali seperti dulu. Sepulang adiknya dari rumah sakit ia selalu menjaga, merawat, dan mengajak adiknya bermain dengan penuh kasih sayang dan tanpa merasa kasih sayang ayah dan ibunya terbagi pada adiknya.


By:  VIIC

2 komentar:

Alifia mengatakan...

hehehe..ketauan g' mw punya adek....

Intan mengatakan...

hehe,,pipin takut mama dan papanya di rebut sama adeknya,,

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

KOMENTAR

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by miscah.blogspot.com