KESABARAN MEMBAWA BERKAH

    Pagi itu, pak Rifki sudah bersiap-siap mendorong gerobak menuju sekolah-sekolah terdekat di kampungnya. Pak Rifki adalah seorang penjual cilok keliling. Ditengah perjalanan, saat pak Rifki akan menyeberang tiba-tiba ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menerobos lampu merah dan langsung menabraknya. Kaki pak Rifki tertabrak mobil itu. Dengan kecepatan tinggi pula, mobil yang menabrak pak Rifki tadi langsung kabur. Sejumlah orang langsung membawa pak Rifki ke rumah sakit dan yang lain memberi kabar kepada keluarganya. Mendengar berita itu ketiga anak pak Rifki syok dan istrinya jatuh pingsan. Setelah beberapa lama istri pak Rifki siuman dan langsung panik,dia minta untuk segara diantar ke rumah sakit.

         Setiba di rumah sakit, istri pak Rifki yang bernama Vina dan tiga orang anaknya langsung berlari menuju ruangan pak Rifki. Di sana sudah ada dokter yang memeriksa. Tanpa menghiraukan dokter Vina langsung  menangis melihat keadaan suaminya yang belum sadarkan diri, begitu juga dengan ketiga anaknya. Melihat keadaan yang mengharukan dokter keluar dari ruangan pak Rifki.

        Setelah beberapa lama, dokter Nina ingin menyampaikan hal yang sangat menyedihkan kepada keluarga pak Rifki. Awalnya dokter Nina tidak berani mengungkapkannya. Namun, itulah dokter harus berani mengungkapkannya meskipun menyakitkan. Akhirnya dokter Nina masuk ke dalam ruangan pak Rifki. Di sana dokter melihat istri dan ke tiga anaknya, juga pak Rifki yang belum sadarkan diri. Menurut dokter itulah waktu yang tepat untuk mengatakannya.

          Dengan tenang dokter duduk di sebelah istri pak Rifki dan mengatakan bahwa kaki kiri pak Rifki harus diamputasi. Seketika itu, Vina lemas dan jatuh. Hanya pak Rifki yang menjadi tulang punggung keluarga. Memang istri pak Rifki bekerja sebagai buruh cuci. Namun, itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ketiga anaknya putus sekolah karena tidak memiliki biaya.

Akhirnya pak Rifki pulang dengan kaki pincang. Sejak saat itu istri dan ketiga anak pak Rifki bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, pak Rifki malu kepada istri dan ketiga anaknya, seharusnya dia yang mencari nafkah untuk keluarga, tapi……kenapa malah sebaliknya.

Dengan tekadnya pak Rifki terus mencari pekerjaan. Dia selalu bersabar dan yakin pasti akan mendapat pekerjaan. Setelah tiga hari, akhirnya dia mendapat pekerjaan meskipun hanya sebagai tukang parkir disebuah pusat perbelanjaan. Namun, itu tidak berlangsung lama karena ada orang yang mengusirnya dan berkata bahwa itu adalah wilayahnya. Kemudian pak Rifki mengamen di jalanan. Ia tak perduli dengan cacian banyak orang tentang dirinya….Pak Rifki adalah orang yang baik, dia tidak pernah dendam terhadap orang yang telah menyakitinya. Ia selalu sabar dan tidak mudah putus asa.

Pak Rifki tidak pernah malu dan menyesali keadaannya sekarang ini. Ia selalu  bersyukur meskipun kakinya pincang. Karena masih bisa makan dan berkumpul bersama keluarga. Pak Rifki percaya bahwa dibalik semua ini pasti ada hikmahnya.

         Pada suatu hari selesai mengamen, pak Rifki membeli donat di pinggir  jalan, baru dimakan sedikit entah mengapa pak Rifki melamun. Pak Rifki kemudian pulang dan berkata pada istrinya bahwa dia ingin membuat donat untuk dijual. Istrinya pun setuju. Dengan modal tabungan yang hanya berjumlah dua ratus lima puluh ribu rupiah keluarga pak Rifki memulai usahanya. Mulai dari jualan keliling hingga membuat kios kecil. Makin hari donat buatan keluarga pak Rifki makin laris dan sekarang menjadi terkenal karena kelezatannya. Sehingga banyak juga pesanan dari luar kota.

    Akhirnya pak Rifki membuat Doughnuts shop di berbagai kota. Dan ketiga anaknya dapat kembali bersekolah. Berkat kesabaran dan kegigihannya, pak Rifki sekarang telah menjadi orang yang sukses. 

Kita harus selalu bersabar dan selalu optimis

Agar menjadi orang yang sukses

Nama  : Widia Nila Risnadewi

Kelas   : VIIc